Jumat, 05 Juli 2013

Topping Off Proyek MNJ, Ilham Batal Hadir


PT. Multi Samata Asri (MSA), mengadakan seremonial Topping Off Proyek Multi Niaga Junction (MNJ), Rabu (3/7). Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, yang dijadwalkan membuka acara, batal hadir, karena orang nomor satu di Makassar ini, mendadak melayat ke RS Private Care Center UNHAS, tempat ayah kandung Kapolda Sulsel, Irjen Pol Burhanuddin Andi, meninggal dunia.

Presdir Multi Niaga Group, Mubyl Handaling
Meski tanpa kehadiran Walikota, acara tetap berlangsung dan dibuka oleh Presiden Direktur Multi Niaga Group, Mubyl Handaling. Pebisnis ulung asal Bone, Sulawesi Selatan ini, mengatakan, MNJ akan segera mengoperasikan proyek Condominium Hotel (Condotel) pertama di Indonesia Timur. Proyek dengan nilai investasi sebesar 110 milyar rupiah, yang dibangun di atas areal satu hektar lebih ini, ditargetkan akan rampung tahun 2014 mendatang.

Condotel yang berlokasi di Jalan Aroepala (Hertasning Baru), Makassar, dirancang bangun 11 lantai. Lima lantai merupakan hotel, dan 6 lantai lainnya dijadikan pusat hiburan dan olahraga, termasuk kantor pengelola. Kamar hotel yang disediakan terdiri dari tiga tipe, yakni, standar, deluxe, dan sweet, dengan nilai investasi antara 550 juta rupiah hingga 750 juta rupiah per unit.

Sementara itu, Ketua Panitia Topping off proyek MNJ, Yulianto Sumarno, mengatakan, acara yang dihadiri sejumlah investor dan para calon investor, bukan sekedar seremonial belaka. Tetapi, bagi PT. MSA, event ini sekaligus menjadi ajang untuk menunjukkan sejauh mana progress pembangunan proyek. "Preview progress pembangunan proyek kepada para investor dan calon investor sangat penting bagi kami, sebab ini menyangkut kepercayaan mereka terhadap kami selaku developer. Kami sangat berkepentingan untuk menujukan progress pembangunan sesuai komitmen," ujar Yulianto.
 
Menurut Yulianto, saat ini tingkat penjualan, sudah mencapai 70 persen, dari 130 unit kamar yang disediakan. “Sejak awal tahun, sebetulnya capaian sudah 70 persen. Memang kami agak pasif melakukan pemasaran dalam enam bulan terakhir ini, karena kami masih menunggu progress yang signifikan dari pembangunan condotel, untuk merevisi harga dalam rangka memaksimalkan profit”, tambah Yulianto.
Konsep bisnis condotel, yang ditawarkan PT. MSA, yakni, dengan menjual kamar-kamar hotel, sebagai sarana investasi masyarakat. Dimana, para investor akan mendapatkan bagi hasil dari pengusaha condotel. Sehingga, akan menjadi pasif income bagi setiap pemilik unit kamar.

Bisnis condotel, memang cukup menarik minat investor di Makassar. Ini lantaran, Makassar, merupakan salah satu kota tujuan MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition) di Indonesia, dengan tingkat hunian hotel mencapai 70 persen per tahun. (df)

Jumat, 31 Mei 2013

Bahas Adipura, Ilham Rapat 10 Menit



Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, menggelar rapat mendadak, dengan seluruh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), di Ruang Pola, Balaikota, Kamis (30/05). Rapat yang membahas tentang Penilaian Adipura 2013 ini, berlangsung sangat singkat. Ilham hanya berbicara sekitar 10 menit, dihadapan para kepala SKPD.

“Jadi, saya tidak perlu berlama-lama duduk di sini. Saya hanya meminta kepada saudara sekalian, untuk bekerja dan melakukan yang terbaik untuk Makassar. Mengingat saat ini, kita kembali dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup terkait Adipura 2013. Setelah kembali ke instansi masing-masing, saya berharap, semua program kebersihan kita bisa dimaksimalkan. Jangan memikirkan apakah kita akan mendapat piala atau tidak, yang terpenting, mari kita kerahkan semua potensi demi kebersihan Kota ini”, ujar Ilham saat membuka rapat.

Ilham menambahkan, pertemuan seperti ini sudah sering dilakukan, tetapi hasilnya masih kurang maksimal. Atas dasar itu, Ilham akhirnya membatasi waktu pertemuan ini. Sebagai orang nomor satu di Makassar, Ilham ingin seluruh jajarannya lebih banyak bekerja di lapanngan. “Besok pagi, semua harus membersihkan di luar ruangan. Baik di sekitar perkantoran, ruang-ruang public, dan terutama saluran-saluran air. Bapak-ibu pasti sudah paham, apa yang harus dilakukan. Sayapun akan turun langsung untuk memantau, siapa yang tidak mengurus sampah”, tegas Ilham.

Walikota dua periode ini juga berharap, masalah kebersihan di Kota Makassar, bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Melainkan, tanggung jawab semua pihak, termasuk seluruh masyarakat Kota Makassar. Mewujudkan Makassar bersih, harus dimulai dengan langkah kecil. Seperti semboyan yang terus digaungkan Wakil Walikota Makassar, Supomo Guntur, yakni “jika tidak bias membersihkan, minimal jangan mengotori”.

Selama kepemimpinan Ilham, sebagai Walikota, memang baru satu kali mempersembahkan Piagam Adipura, kepada warga Makassar. Penghargaan tertinggi dibidang kebersihan, dan pengelolaan lingkungan perkotaan ini, terakhir diraih Makassar pada tahun 1996, dimasa pemerintahan Walikota, Malik B. Masri. Tugu Piala Adipura, yang kini masih menjadi impian Makassar, masih berdiri kokoh di pertigaan jalan Perintis Kemerdekaan – jalan Abdullah Dg Sirua - jalan Urip Sumoharjo.

Kementerian Lingkungan Hidup RI, dijadwalkan akan kembali merilis daftar peringkat kota-kota terbersih, di Hari Lingkungan Hidup Dunia, yang setiap tahun diperingati pada tanggal 5 Juni. (df-multisumber)

Minggu, 26 Mei 2013

Disbudpar Makassar Perkenalkan Budaya Appasili ke Eropa



Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar, kembali ambil bagian pada Festival Seni dan Budaya Indonesia, Town-Town Fair 2013, di Den Haag, Belanda. Berdasarkan laporan Kepala Bagian Humas Setda Kota Makassar, Mukhtar Tahir, yang ikut serta dalam rombongan ke Belanda, Festival Town-Town ini resmi dibuka oleh Walikota Den Haag, Mr. Jozias Van Aartsen, Jum’at(24/05).  

Pada pembukaan festival ini, Disbudpar Makassar coba memperkenalkan budaya Appasili, kepada ratusan pengunjung yang datang. Appasili, merupakan salah satu kebudayaan khas masyarakat Sulawesi Selatan, yang kerap dimunculkan di acara-acara syukuran. Upacara appasili, yang dibawakan sejumlah seniman lokal Makassar ini, juga dipercaya masyarakat Sulawesi Selatan sebagai tradisi untuk menolak bala (mencegah musibah).

Pertunjukan yang tentunya tidak lazim bagi masyarakat eropa ini, sontak mencuri perhatian para pengunjung. Momen yang jarang mereka jumpai inipun, langsung diabadikan. Salah seorang pengunjung, Van Dijk, mengaku, sangat terhibur dengan pertunjukan appasili ini. Van Dijk juga merasa memiliki hubungan emosional dengan warga, maupun kebudayaan Makassar. “Saya banyak mengenal Makassar, dari literature sejarah yang tersimpan disini. Jadi, secara emosional saya merasa sangat dekat” ujar Van Dijk.

Selain mempertontonkan keunikan budaya Sulawesi Selatan, delegasi Makassar juga memperkenalkan sejumlah kuliner khas Kota Daeng, yang menjadi jualan menarik, untuk mengajak wisatawan mancanegara berkunjung ke Makassar.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar, Rusmayani Madjid, mengatakan, Festival Town-Town yang sudah kali ketiga diikuti ini, merupakan ajang promosi yang sangat efektif. Hal ini, berdasarkan hasil evaluasi pada keikutsertaan di ajang seruapa dua tahun lalu. Dimana, jumlah wisatawan mancanegara, meningkat cukup signifikan. Dari data yang dirilis Disbudpar Makassar, wisatawan asing yang masuk ke Makassar, didominasi wisman asal Eropa, yakni, mencapai 4.000 orang.

Town-Town Fair 2013, merupakan festival tahunan, yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif. Dijadwalkan, festival ini akan berlangsung sampai tanggal 02 Juni mendatang. Delegasi Makassar, yang memboyong sekitar tujuh belas orang, termasuk seniman lokal, dan penari, dipimpin oleh Sekretaris Kota Makassar, Agar Jaya.

Jumlah dana yang dikeluarkan pemerintah Kota Makassar, untuk mengikuti festival ini, sekitar 300 juta rupiah. Sekitar 240 juta rupiah, dari anggaran Disbudpar Makassar, dan 60 juta rupiah, bersumber dari anggaran sekretariat kota. (df)

Senin, 20 Mei 2013

Makassar Jadi Pionir Program Penghematan Energi & Air


Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, menandatangani nota kesepahaman atau MoU, dengan Chief of Party USAID Indonesia Clean Energy Development, Bill Meade, dan Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Maritje Hutapea, selaku pimpinan program UNDP Barrier Removal to The Cost Effective Development and Implementation of Energy Efficiency Standards and Labeling (BRESL), di Hotel Aston Makassar, Senin(20/05/13). Ketiga pihak ini akan bekerjasama, dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 13, Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air, khususnya di Kota Makassar.

Proyek UNDP BRESL ini, menjadikan Kota Makassar sebagai pionir, dalam penggunaan peralatan listrik hemat energi, dan konsumsi air. Proyek yang akan berlangsung hingga BULAN September 2014 ini, akan mulai direalisasikan di gedung Balaikota, dan kantor Gabungan Dinas Kota Makassar.

Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, mengatakan, saat ini, Pemerintah Kota telah membentuk gugus tugas penghematan energi dan air. Langkah konkrit yang juga dilakukan, yakni, meningkatkan kesadaran, dan perubahan perilaku pegawai, dalam mengurangi penggunaan energy.

Setiap bulan, Pemerintah Kota Makassar, harus mengeluarkan biaya sekitar 500 juta rupiah, untuk membayar beban listrik. Hampir setiap bulan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran listrik di semua kantor - kantor lingkup Pemkot Makassar berkisar 500 juta rupiah. Jadi, saya berharap ada pengurangan yang signifikan, jika upaya efisiensi ini berjalan efektif " jelas Ilham.

Sementara itu, Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Maritje Hutapea, sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Makassar, dalam mengambil komitmen penghematan energi dan air. Maritje berharap, setelah Makassar, daerah lain di indonesia bisa melakukan hal serupa, dalam rangka pencapaian target hemat energi yang dicanagkan oleh Pemerintah Pusat.

“Pelaksanaan MoU yang kita lakukan hari ini, akan kami gaungkan diseluruh daerah di Indonesia. Mudah - mudahan daerah lainnya segera menyusul, mengingat ini kali pertama Pemda membuat kesepahaman dengan lembaga dunia, untuk menjalankan Inpres tentang penghematan energi dan airujar Maritje Hutapea kepada sejumlah wartawan.

Tingginya presentasi tingkat pertumbuhan konsumsi energi beberapa tahun terakhir di Indonesia, merupakan awal lahirnya Inpres, tentang penghematan energi dan air. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, menunjukkan, pertumbuhan konsumsi energi di indonesia mencapai tujuh persen per tahun. Angka ini, lebih tinggi dari jumlah pertumbuhan energi dunia, yang hanya mencapai dua persen per tahun. (rr-df)